Kendari, RadarKendari.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-193 lewat berbagai kegiatan. Salah satunya dengan menggaungkan salah satu permainan tradisional yakni Gala Asin.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari bersama jajaran turut ambil bagian dalam permainan tersebut.

“Gala asin merupakan permainan rakyat yang telah menjadi bagian dari warisan budaya lokal, merupakan simbol persatuan dan kebersamaan di antara warga Kendari,” ungkapnya, usai membuka olahraga dalam rangka memperingati HUT Kota Kendari ke-193, kemarin.
Lanjut dia, kehadirannya bersama pejabat lain menunjukkan komitmen untuk tetap terhubung dengan akar budaya dan masyarakat Kota Kendari.
“Ini juga merupakan langkah yang tepat dalam membangun hubungan yang harmonis antara pemerintah dan rakyatnya,” ungkap Yusup.
Tidak hanya menjadi ajang hiburan semata, lanjut Yusup, partisipasinya dan bersama pejabat dalam gala asin ini juga mengirimkan pesan yang kuat kepada masyarakat tentang pentingnya melestarikan budaya lokal dan mewujudkan semangat gotong royong.
“Hal ini menjadi contoh bagi generasi muda untuk tetap menghargai dan merawat tradisi-tradisi leluhur,” ungkap Yusup.
Sekedar informasi, kehadiran tokoh pemerintahan dalam acara budaya ini juga dapat menghilangkan kesan distansi antara pemerintah dan rakyat. Ini menciptakan suasana yang lebih terbuka dan akrab, dimana masyarakat merasa lebih dekat dengan para pemimpin mereka.
Dengan demikian, partisipasi Pj Wali Kota dan pejabat Pemkot Kendari dalam permainan tradisional gala asin pada peringatan HUT Kota Kendari adalah bukti nyata komitmen mereka dalam membangun Kota Kendari yang lebih baik, dimana nilai-nilai budaya dan kebersamaan tetap dijunjung tinggi.
Pemkot Kendari Kenalkan Kuliner Daerah, Gelar Lomba Mosolori Diikuti 33 OPD dan 11 Kecamatan
Berbagai kegiatan dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari dalam menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-193. Salah satunya dengan menggelar Lomba Mosolori. Lomba ini dilaksanakan di Anjungan Teluk Kendari, Kecamatan Kendari Barat.

Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, Muhammad Yusup mengungkapkan, dalam lomba ini peserta diajak untuk mengolah sagu menjadi makanan pokok lengkap dengan menu tambahan seperti ikan dan sayuran, menggambarkan kekayaan kuliner tradisional daerah.
Lanjut dia, Lomba ini diikuti sebanyak 33 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan 11 Kecamatan lingkup Pemkot.
“Ini menunjukkan antusiasme yang besar dari berbagai pihak untuk ikut serta dalam merayakan perayaan penting bagi kota ini. Para peserta menampilkan kreativitas dan keahlian mereka dalam mengolah bahan makanan lokal menjadi hidangan lezat yang memikat,” kata Yusup.
Yusup berharap, melalui lomba ini, keberadaan dan keunikan makanan tradisional sagu tetap terjaga dan terus dikembangkan oleh masyarakat setempat.
“Dengan Lomba Mosolori, Kota Kendari tidak hanya merayakan usianya yang ke-193, tetapi juga mempromosikan kekayaan budaya dan kuliner tradisionalnya,” kata Yusup.
“Acara semacam ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar warga dan melestarikan warisan budaya lokal yang berharga,” tambahnya.
Sekedar informasi, pelaksanaan lomba mosolori diawasi langsung oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari dan Sekretaris Daerah (Sekda) untuk memastikan kelancaran dan kualitas acara.
Mereka menyaksikan dengan seksama berbagai jenis makanan tradisional yang dipamerkan oleh para peserta, memberikan dukungan serta apresiasi atas keberagaman kuliner yang ada di Kota Kendari.
Dewan juri Lomba Mosolori terdiri dari para profesional di bidang kuliner, Tim Penggerak PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga), serta perwakilan dari lembaga adat setempat, seperti Lembaga Adat Tolaki.
Dengan kehadiran juri yang beragam, diharapkan penilaian terhadap kualitas dan keaslian makanan tradisional menjadi lebih komprehensif dan berimbang.
Selain menilai cita rasa dan penyajian makanan, Lomba Mosolori juga memperhatikan proses pembuatan makanan tradisional berbahan dasar sagu, atau yang dikenal sebagai Sinonggi.
Proses ini, yang dalam bahasa setempat disebut mosolori, menjadi bagian penting dalam menjaga keaslian dan keberlanjutan kuliner tradisional di Kota Kendari.
Lomba Pidato Bahasa Daerah Memperingati HUT Kota Kendari ke-193 Resmi Dimulai
Mewakili Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, diwakili Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Kendari membuka secara resmi lomba Pidato Bahasa Daerah yang dilaksanakan di Aula Teporombua Balaikota Kendari belum lama ini.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispora Kota Kendari Herry Ashak dalam sambutannya mengungkapkan, lomba Pidato Bahasa Daerah ini merupakan rangkaian dari pelaksanaan lomba-lomba dalam rangka Semarak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-193 Kota Kendari.
“Disamping memeriahkan HUT Kota Kendari, tujuan pelaksanaan lomba ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada pelajar dan peserta didik untuk menyalurkan talenta dan skillnya dalam berpidato bahasa lokal Sulawesi Tenggara (Sultra)” ujarnya.
Selain itu, Kepala Bagian (Kabag) Umum Setda Kota Kendari ini juga mengatakan, sebanyak 57 peserta mengikuti lomba untuk memperkenalkan bahasa daerah di Kota Kendari sebagai kearifan lokal dan budaya leluhur.
“Dari jumlah peserta yang terdaftar lomba pidato bahasa daerah masing-masing akan menunjukkan skill dalam berbahasa daerah seperti Tolaki, Muna, Buton dan Moronene,” tambahnya.
Selanjutnya, Plt Kadispora juga mengharapkan lomba ini bisa terlaksana dengan baik, kekompakan harus dijaga dan sportifitas dalam pelaksanaan lomba. Untuk diketahui, pelaksanaan lomba pidato bahasa daerah akan dilaksanakan selama 2 hari mulai tanggal 7-8 Mei 2024. (MR/KC/WAN/ADV)