RADARKENDARI.COM, KENDARI – Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Kendari, Ridwansyah Taridala turut hadir dan membuka workshop tersebut yang diselenggarakan di salah satu hotel di Kota Lulo belum lama ini.
Ridwansyah Taridala mengatakan, pencegahan Stunting merupakan tanggung jawab bersama yang harus berjalan dan terlaksana sesuai dengan rencananya.

“Stunting ini merupakan program dan tanggung jawab yang harus berjalan dan terlaksana sesuai dengan rencananya. Karena ini menyangkut masa depan Republik Indonesia,” ungkapnya
Lanjut dia, para stakeholder yang terpilih sebagai peserta merupakan perpanjangan tangan pemerintah dalam tahapan pencegahan stunting pada daerah prioritas.
Oleh karena itu, ia berharap peserta workshop ini harus memahami secara substansial dan fundamental terkait pencegahan stunting.
Ia juga menegaskan bahwa, pencegahan dan penanganan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau Dinas Kesehatan (Dinkes), akan tetapi menjadi tanggung jawab semua institusi, baik itu kementrian, lembaga dan pihak lainnya di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Saemina mengatakan, sebagai seorang tenaga pendidik atau para guru harus mampu memberikan pemahaman terkait stunting kepada orang tua peserta didik.

“Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis dan inilah yang harus kita berikan pemahaman kepada orang tua peserta didik karena yang berperan penting disini adalah orang tua,” ungkap Saemina.
“Sebagai kepala sekolah dan guru hanyalah sarana atau media untuk menyampaikan dan mensosialisasikan terkait stunting,” ujar Semina.
Ia juga menegaskan bahwa, jangkauan pemahaman dari para orang tua peserta didik berbeda satu sama lain.
“Sehingga tergantung pola pikir dan cara memahami sehingga hal ini menjadi dasar para tenaga pengajar memberikan pemahaman kepada mereka,” ungkapnya.

Sekedar informasi, prevalensi stunting di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 tercatat sebesar 25,7 persen. Jumlahnya meningkat jika dibandingkan sebelumnya (2022) hanya 19,5 persen.
Laporan : Wawan Putra
Editor : Cici Purnamasari