Pileg 2024 Banyak Petahana Tumbang, Pengamat : Banyak Caleg Ingkar Janji !

oleh -334 Dilihat
Pengamat Politik Sultra, Dr. Najib Husain.

Kendari, RadarKendari.com – Belum lama ini beberapa lembaga survei merilis hasil Pemilihan Calon Anggota Legislatif (Pilcaleg) 2024. Di Sulawesi Tenggara (Sultra), beberapa nama besar diprediksi tumbang di Pemilu.

Seperti diantaranya Ir. Hugua yang berdasarkan hasil survei The Haluoleo Institute (THI) harus mengubur mimpinya terpilih kembali sebagai Anggota DPR RI karena kalah saing dengan Ahmad Safei yang memperoleh 38,82 persen (data masuk 77,15 persen). Itu belum termasuk para petahana yang tumbang di DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

Merespon hal tersebut, Pengamat Politik Sultra, Dr. Najib Husain mengatakan, banyaknya petahana yang tumbang di Pilcaleg dipengaruhi beberapa janji politik petahana pada Kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 tak bisa diwujudkan.

“Ada persoalan kejengkelan kejenuhan dari masyarakat dan itu merupakan sebuah hukuman bagi para petahana. Mereka tidak memilih petahana itu karena mereka merasa sudah dikecewakan selama lima tahun dan ini seharusnya menjadi pelajaran bagi caleg baru untuk mampu menjaga irama dan mampu memenuhi janji politik nya,” ungkap Najib Husain, Senin (26/02/2024).

Selanjutnya, para petahana tidak mampu menjaga dan membina suara konstituennya. “Kondisi tersebut membuat konstituennya merasa ada jarak antar wakil dan rakyatnya. Padahal itu tidak perlu terjadi,” kata Najib Husain.

Terakhir, menurut Najib, petahana Tumbang di Pilcaleg dipengaruhi perpindahan petahana dari partai satu ke partai lainnya. Kondisi tersebut mempengaruhi basis suara petahana yang mana dibeberapa tempat terdapat pemilih yang ideologi (memilih) mempertimbangkan partai yang dijadikan kendaraan politik bagi para kandidat.

Terpisah, Pengamat Politik Sultra dari Universitas Muhammadiyah Kendari, Andi Awaluddin Ma’ruf mengungkapkan, salah satu faktor yang mempengaruhi gagalnya caleg (petahana) pada Pemilu 2024 dipengaruhi oleh Money Politic (Politik Uang) yang marak terjadi menjelang hari pemungutan suara.

“(Money Politic) Walaupun kelihatan senyap, tapi berpengaruh. Banyak caleg yang punya basis suara itu tergerus dengan money politic.Pilihan masyarakat bisa berubah apalagi sudah pegang duit,” ungkap Awaluddin Ma’ruf.

Disisi lain, kata Awaluddin Ma’ruf, status petahana bukan menjadi jaminan caleg bisa mempertahankan kursinya di parlemen. Buktinya, berdasarkan hasil hitung cepat (Quick Count), banyak caleg lama (petahana) justru gagal di Pilcaleg.

“Biasanya petahana yang gagal itu karena tidak bisa menjaga konstituennya. Tidak bisa menjaga orang yang selama ini memilih dia. Tidak bisa di kontrol, faktor itu yang mempengaruhi (Caleg gagal mempertahankan kursi di Parlemen),” pungkasnya. (wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.