RADARKENDARI.COM, Kendari – PT ST Nickel Resources membantah tegas tudingan beroperasi tanpa izin.
Melalui Humas perusahaan, Jabal Nur, PT ST Nickel Resources menegaskan seluruh kegiatan operasionalnya telah memenuhi seluruh ketentuan perizinan dan legalitas yang berlaku.
Penegasan ini disampaikan sebagai tanggapan terhadap aksi sejumlah aktivis LSM dan ormas yang sebelumnya menghentikan aktivitas hauling perusahaan.
Jabal Nur menjelaskan bahwa PT ST Nickel Resources memiliki modal kuat, perencanaan matang, dan dokumen perizinan lengkap, termasuk IUP Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus pengangkutan dan penjualan.
Bahkan, izin penggunaan jalan untuk hauling telah diperoleh dari tingkat nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota.
“Tidak mungkin kami melakukan aktivitas hauling tanpa izin jalan maupun izin lainnya. Apalagi jika aktivitas ini melibatkan jalan nasional, tentu tanpa izin kami sudah ditindak oleh aparat penegak hukum,” tegas Jabal Nur dalam keterangannya, Minggu (27/4/2025).
Ia menyebut tudingan tidak memiliki izin sebagai informasi yang keliru dan menyarankan agar klarifikasi dilakukan langsung kepada instansi yang berwenang.
Jabal Nur juga mengajak pihak-pihak yang meragukan legalitas perusahaan untuk menempuh jalur hukum, bukan dengan memblokade jalan dan menyebarkan informasi yang tidak benar.
“Kalau ada keraguan, silakan tanyakan ke pihak yang mengeluarkan izin. Jika memang ditemukan pelanggaran, laporkan secara hukum, bukan dengan menghalangi aktivitas kami,” tegasnya.
Jabal Nur menyatakan kesiapan perusahaan untuk berdialog dan menyelesaikan masalah secara baik-baik.
Ia menekankan bahwa penghentian operasional berdampak pada lapangan kerja dan perekonomian lokal di wilayah Amonggedo dan Pondidaha.
Keberadaan PT ST Nickel Resources, menurutnya, telah berkontribusi nyata pada peningkatan ekonomi daerah dan nasional.
“Banyak sopir dan tenaga kerja lokal yang menggantungkan hidupnya pada kelancaran operasional kami. Investasi ini mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan devisa daerah dan nasional, yang pada akhirnya kembali juga ke masyarakat,” pungkas Jabal Nur.
Editor : Agus Setiawan
