Kendari, RadarKendari.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari melanjutkan program penataan kawasan kumuh di Kota Lulo. Sasarannya yakni berada diwilayah Segmen I yakni Abeli – Talia dan Segmen III Nambo – Bungkutoko.
Kordinator Forum Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kota Kendari, La Ngkarisu mengungkapkan, pihaknya telah mengusulkan program penataan kawasan kumuh Segmen I dan Segmen III ke stakeholder terkait yakni Kementerian PUPR dan Bappenas.
“Kalau bicara penanganan (kawasan kumuh), kami sudah susun dokumen perencanaan lanjutan Lapulu – Puday itu (Segmen I) dari Jembatan Bahteramas atau lebih tepatnya diujung jembatan sampai Polair (Abeli) sampai perbatasan Talia sekitar Rp 72 miliar,” ungkapnya, kemarin.
Sementara pada Segmen III (Nambo – Bungkutoko) pihaknya mengusulkan anggaran lanjutan penataan kawasan kumuh sebesar Rp 60 miliar.
La Ngkarisu tak menampik jika saat ini Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang bekerjasama dengan Kementerian PUPR dan Bank Dunia sudah di close (tutup/berakhir) sejak 23 Juni 2023.
Kendati demikian pihaknya berharap Pemkot Kendari aktif dalam mengusulkan program lanjutan melalui skema pembiayaan non Bank Dunia.
“Kami harap tahun ini kedua program lanjutan penataan kawasan ini bisa berlanjut. Mungkin kita bisa kerjasama lagi dengan Kementerian PUPR dan Bappenas melalui pembiayaan APBN,” pungkasnya.
Sekedar informasi, sebelumnya Pemkot Kendari berhasil melaksanakan penataan kawasan kumuh di segmen II yakni Lapulu Puday. Di Kawasan Lapulu-Puday, Pemkot menggandeng Kementerian PUPR melalui skema pembiayaan Bank Dunia.
Adapun luas kawasan kumuh yang ditata seluas 15 hektar dengan menelan anggaran sekira Rp 49 miliar. Ada delapan item pembangunan dalam penataan kawasan kumuh di Puday – Lapulu.
Delapan item itu yakni pembangunan waterfront dan jalan lingkungan sebesar Rp 44 miliar, tambatan perahu Rp 1,2 miliar, pembangunan drainase Rp 4,46 miliar, resapan biopori Rp 161,5 juta, instalasi air bersih Rp 1,12 miliar, Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) komunal Rp 815 juta, instalasi hidrant Rp 827 juta, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar Rp 4,1 miliar. (wan)