RADARKENDARI.COM, Kendari, Sulawesi Tenggara – Sebanyak 72 laboran Pendidikan Agama Islam (PAI) jenjang SD/SMP/SMA-SMK se-Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti Pelatihan Laboran PAI Angkatan III dan IV di Aula BPMP Sultra, Senin (14/04/2025).
Pelatihan yang merupakan kerjasama Pengurus Wilayah AGPAII Sultra dengan Balai Diklat Keagamaan Makassar ini bertujuan meningkatkan kompetensi guru PAI dari aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Arbain, perwakilan Balai Diklat Keagamaan Makassar, menjelaskan pelatihan ini akan mengeksplorasi praktikum yang ideal untuk laboratorium PAI.
Ia berharap peserta tidak hanya mendapatkan sertifikat, tetapi juga mampu mengimplementasikan ilmu yang didapat untuk menciptakan pembelajaran PAI yang lebih inovatif dan relevan, khususnya dalam hal moderasi beragama dan menghargai perbedaan antaragama.
“Laboratorium PAI diharapkan dapat menjadi sarana untuk membina kesadaran peserta didik sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan membentuk karakter berakhlak mulia,” ungkap Arbain.

La Hamiku, Ketua AGPAII Sulawesi Tenggara, menekankan pentingnya kreativitas guru dalam pembelajaran PAI.
Menurutnya, inovasi dan adaptasi terhadap perkembangan zaman akan meningkatkan antusiasme siswa.
“Pelatihan ini memberikan kesempatan bagi para laboran untuk memperoleh sertifikasi dan pengetahuan mendalam tentang pengelolaan laboratorium PAI,” jelasnya.

H. Muhammad Basri, Kabid Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) Kanwil Kemenag Sultra, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan pelatihan ini.
Ia melihat pelatihan ini sangat penting mengingat perkembangan teknologi dan kompleksitas tantangan yang dihadapi siswa saat ini.
“Kolaborasi antara BPMP Sulawesi Tenggara dan Balai Diklat Keagamaan Makassar dinilai sangat positif dalam upaya peningkatan kompetensi guru agama,” kata Basri.
Keberadaan laboratorium PAI juga diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan krisis jam mengajar guru agama dan menjadi alternatif dalam pembayaran tunjangan penghasilan guru (TPG).
“Meskipun laboratorium PAI sudah ada di beberapa satuan pendidikan, sekolah umum negeri dan swasta masih membutuhkan ruang khusus untuk laboratorium PAI,” pungkasnya.
Penulis : Agus Setiawan